Pernah mendengar kata “papeda”?. Bukan sejenis nama sepeda ya. Bagi kalian yang sudah menginjakkan kaki di bumi Cendrawasih pasti tidak asing lagi dengan papeda. Bagi yang seumur hidup belum pernah berkunjung ke daerah pesisir di paling Ujung Timur Indonesia, mungkin sempat menemukan ‘papeda’ di buku-buku resep masakan Nusantara atau ketika menonton program wisata kuliner di televisi yang menayangkan daerah Papua dan menyaksikan si kuliner sedang menyantap makanan khas masyarakat tersebut. Jadi papeda adalah makanan khas Masyarakat di Timur Indonesia khususnya Papua.
Sedangkan
kalian yang sama sekali belum pernah menyantap lezatnya Papeda, pernah
dengar sih tapi belum pernah melihat seperti apa bentuk papeda? bagaimana
rasanya? Mungkin kalian bisa membayangkan lem yang teksturnya lengket . Seperti
itulah bentuk papeda. Unik kan. Namanya mirip ‘sepeda’ sedangkan bentuknya
mirip ‘lem’ lalu bagaimana dengan rasanya?
bahan utama
berupa tepung sagu yang berasal dari pohon sagu, sejenis pohon kelapa
yang banyak tumbuh di dataran rendah dan berair atau tanah yang basah.
Adapun
kandungan zat yang terdapat pada bahan makanan ini ialah 94 gram karbohidrat,
memiliki 355 kalori untuk setiap 100gram nya, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat,
10 mg kalsium, 1,2 mg besi, lemak, karoten, serta asam askorbat dalam jumlah
yang kecil. Jadi mengkonsumsi sagu dapat membuat tubuh menjadi seimbang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Papeda yang terbuat dari sagu ternyata
berkarbohidrat tinggi dan sangat bernutrisi bagi tubuh.
Di Papua
memang terdapat banyak pohon sagu sehingga wajar jika makanan khasnya adalah
papeda. Oleh sebagian masyarakat Papua yang tinggal di pesisir malah menjadikan
Papeda sebagai makanan pokok mereka. Di daerah kelahiran saya sendiri, di
kabupaten Kepulauan Yapen, salah satu Kabupatern yang ada di Provinsi Papua
Papeda sering dihidangkan pada acara-acara tertentu, misalnya pada acara-acara
adat, acara keluarga, bahkan sering pula diikutkan dalam ajang lomba masak
daerah.
Selain di
Papua, sebagian masyarakat Maluku juga mengkonsumsi Papeda, begitupun dengan
beberapa daerah di Sulawesi Selatan yaitu daerah Luwu (Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur) yang
mengenal Papeda dengan nama “Kapurung”. Meski terbuat dari bahan yang sama
namun jelas penyajian papeda dan kapurung berbeda. Kapurung dihidangkan dengan
campuran tepung sagu yang sudah diolah, lauk dan sayur dalam satu tempat
sedangkan papeda disajikan terpisah serupa menyajikan nasi. Jika nasi selalu
dihidangkan dengan lauk pauk maupun sayuran maka papeda pun begitu. Boleh
dibilang papeda sebagai pengganti nasi sehingga wajib dihidangkan dengan sayur
maupun lauk. Biasanya masyarakat Papua menyantap papeda bersama menu ikan kuah
kuning, ikan yang biasa digunakan adalah ikan tongkol dan sayur tumis kangkung
campur daun pepaya.